| Penulis | : Alya Rosandiyus Putri |
| Kategori | : Mahasiswa |
| Program Studi | : S1 FARMASI |
| Tanggal Publikasi | : 11 Nov 2024 |
Abstrak
Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis banyak diderita oleh masyarakat dan menyebabkan kematian. Saat ini
pengobatan antituberkulosis banyak menggunakan obat dari bahan kimia sintetis
dan telah banyak yang resisten terhadap Mycobacterium tuberculosis. Sehingga
banyak penderita sulit mengalami penyembuhan, sementara penemuan obat baru
antituberkulosis masih jarang ditemukan, oleh karena itu perlu dicari obat dari
bahan alam yang telah digunakan oleh masyarakat untuk mengobati batuk
berdahak dan berdarah yang merupakan salah satu gejala tuberkulosis. Salah satu
tumbuhan yang telah digunakan masyarakat untuk mengobati batuk berdahak dan
berdarah adalah daun jeruk nipis. Oleh karena itu peniliti mencoba menguji
potensi ekstrak jeruk nipis ini terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
Ekstrak daun jeruk nipis dibuat dengan cara perkolasi menggunakan n
heksan dilanjutkan fraksinasi etanol selanjutnya dilakukan uji skirining fitokimia
terhadap daun segar, simplisia, ekstrak etanol dan ekstrak n-heksan. Uji
antituberkulosis dilakukan dengan metode Loweinsten-Jensen menggunakan
sputum penderita yang pasien tuberkulosis telah diidentifikasi menggunakan
pewarnaan Ziehl-Nelsen.
Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan terdapat golongan senyawa kimia
yang sama pada daun segar, simplisa dan ekstak etanol daun jeruk nipis yaitu
alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid dan glikosida, sedangkan pada ekstrak
n-heksan hanya mengandung steroid dan glikosida. Efektifitas terhadap bakteri
Mycobacterium tuberculosis terlihat dari ekstrak etanol lebih kuat dibandingkan
ekstrak n-heksan yaitu pada minggu ke 1 terjadi penghambatan terhadap
Mycobacterium tuberculosis sedangkan ekstrak n-heksan dari minggu ke 1 sampai
minggu ke 4 tidak terjadi penghambatan.
Kata kunci: Ekstrak n-heksan, ekstrak etanol, uji antituberkulosis, sputum
penderita