| Penulis | : Alfrit Rahmatu Retra |
| Kategori | : Mahasiswa |
| Program Studi | : S1 FARMASI |
| Tanggal Publikasi | : 11 Nov 2024 |
Abstrak
Luka adalah kerusakan pada fungsi perlindungan kulit disertai hilangnya
kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan
lainnya seperti otot, tulang dan nervus. Scaffold dengan struktur berpori
memainkan peran penting dalam memanipulasi fungsi sel dan mendukung
pembentukan organ baru pada penyembuhan luka. Kriteria desain scaffold untuk
rekayasa jaringan harus memenuhi beberapa hal, diantaranya yaitu permukaan
harus dapat menjadi tempat adhesi sel, merangsang pertumbuhan sel, dan menjadi
retensi sel yang telah berdiferensiasi.
Pada penelitian ini bahan yang digunakan untuk pembuatan scaffold yaitu
terdiri dari kitosan dan kolagen. Kitosan telah diteliti mampu memacu proliferasi
sel, meningkatkan kolagenisasi, dan mengakselerasi regenerasi sel (reepitelisasi)
pada kulit yang terluka. Kolagen diketahui sebagai material yang paling
menjanjikan dan telah ditemukan pada berbagai aplikasi dalam rekayasa jaringan
karena memiliki sifat biokompatibilitas yang baik, biodegrable, dan antigenitas
yang rendah. Efektivitas scaffold yang dihasilkan diuji terhadap penyembuhan
luka buatan pada tikus (Rattus norvegicus).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa scaffold kolagen-kitosan dengan
penambahan gliserol dapat menyembuhkan luka buatan pada kulit tikus pada hari
ke-16 sudah mulai terjadi proses penyembuhan luka pada kelompok scaffold
80:20:20. Dan pada hari ke-17 tidak berbeda nyata antara kelompok pembanding
dengan kelompok scafflod 70:30:20 (F2) dan kelompok scaffold 80:20:20 (F3) ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi kombinasi antara kolagen dengan kitosan
maka proses penyembuhan luka semakin cepat dikarenakan besarnya konsentrasi
kolagen yang diberikan pada kitosan dapat meningkatkan regenerasi proses
penyembuhan luka.
Kata kunci : Kitosan, Kolagen, Luka, Scaffold, Rattus norvegicus